Dalam kamus besar
bahasa Indonesia harga diri dapat diartikan kesadaran akan berapa besar nilai
yang diberikan kepada diri sendiri. Kalau kita berpatokan kepada pengertiannya,
maka harga diri itu satu posisi manusia yang dengan sadar menilai dirinya dalam
berbagai permasalahan. Dalam banyak tataran pergaulan, dua kata ini bukan hanya
sebagai sebuah kata, tapi bisa saja ia merupakan satu benda yang harus dipunyai
oleh setiap orang yang akan dipertahankan dengan berbagai cara, bahkan nyawa
taruhannya.
Akan tetapi, dalam
banyak masyarakat, harga diri bisa saja hanya sebuah kalimat yang tak punya nilai
apapun, apalagi dalam pertukarannya bisa saja menggunakan harta, nyawa, ataupun
dalam sedikit kasus melibatkan benda
dan/atau seseorang yang disayang. Begitulah harga diri, harga yang disematkan
untuk diri yang kadang orang lain yang menjadi tolak ukur harganya. Banyak juga
broker yang berkeliaran untuk
mendapatkan itu. Karena tak sedikit yang jual dan banyak juga yang mau membeli.
Adapun arti kepemimpinan
masih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal pemimpin; cara memimpin. Dengan kata
lain, kepemimpinan adalah tentang cara bagaimana seseorang dalam memimpin. Setiap
manusia adalah pemimpin, memimpin dirinya, keluarganya, lingkungan sekitarnya,
bahkan memimpin lingkup yang besar yaitu Negara.
Kepemimpinan ini
menjadi sebuah fenomena musiman dalam lingkup Negara. Saat cara memimpin seseorang
baik, maka selama musim dia memimpin akan direspon dengan baik. Namun jika
kepemimpinan seseorang dalam musim itu dianggap tidak mewakili kemauan yang dipimpinnya
maka akan terlihat berbagai reaksi yang timbul dari cara yang dipakainya itu.
Dua ‘benda’ (harga diri
dan kepemimpinan) ini berbeda, tapi saat disatukan dalam sebuah kalimat maka
akan banyak asumsi yang timbul. Kepemimpinan sangat gampang ternilai hanya
dengan sebuah atau beberapa pertanyaan saja, misalnya, jalan yang dari arah
Haurgelis menuju Gantar tidak pernah benar-benar bagus, bagaimana harga diri
pemimpin disini ya? Atau Indonesia adalah negeri terkaya yang pernah ada di
bumi ini, kenapa masyarakatnya masih banyak yang miskin, infrastrukturnya banyak
yang tak terurus, bahkan negaranya miskin. Apakah harga diri pemimpinnya bisa
dikatakan baik?
Contoh-contoh
pertanyaan itulah yang akan membuka keterkaitan dua benda yang berbeda itu. Lantas
bagaimanakah kepemimpinan yang dipraktekkan pemimpin Republik Indonesia? Silahkan
menilai. SN-DDG
0 komentar:
Posting Komentar